Sabtu, 12 Februari 2011
Minggu, 30 Januari 2011
Hanya Jiwa....!!!!
oleh Awa Mansuetus pada 30 April 2010 jam 20:45
Sekeliling Nanar dalam Tatapan
Sehelai bayangan melarik dalam kilasan memori..
Kerinduan tetap terpatri dalam pigura waktu
jiwa melanglang mencari tali kasih
Raga terpaku dalam kebisuan
Tergetar mengikuti arus jiwa melangkah
Mungkinkah cintakan menjawab
Sebab mata hati seakan tak berdaya menghujam
Doa seakan menjadi racun jiwa
yeng berteiak histeris dalam kubangan kepekatan
Tangan kasih tak terulur menghela
hingga raga tetap terpendam dalam buaian duniawi
Sekeliling Nanar dalam Tatapan
Sehelai bayangan melarik dalam kilasan memori..
Kerinduan tetap terpatri dalam pigura waktu
jiwa melanglang mencari tali kasih
Raga terpaku dalam kebisuan
Tergetar mengikuti arus jiwa melangkah
Mungkinkah cintakan menjawab
Sebab mata hati seakan tak berdaya menghujam
Doa seakan menjadi racun jiwa
yeng berteiak histeris dalam kubangan kepekatan
Tangan kasih tak terulur menghela
hingga raga tetap terpendam dalam buaian duniawi
SURAT BUATMU ( Yang pernah menghiasi hari-hariku)
oleh Awa Mansuetus pada 25 Juni 2010 jam 15:01
Kecantikanmu begitu khas yang tidak menyala seperti glamaour perempuan – perempuan dalam pesta, tetap bagai kunang – kunang yang bercahaya tanpa panas, tanpa suara dan tanpa pretense apapun, tetapi sangat berarti bagiku…!!
Psikologiku tak berdaya menghadapi wanita seperti dirimu, jauh kau kurindu namun dekat kau tak tersentuh . Aku sadar bobot dan keadaanku , aku jelas kalah dalam segalanya…….!!
“Pisah” Vonis ini telah kutanda tangani, dan bukan itu yang kutakuti tetapi pada kelanjutannya saat berjumpa dengan dirimu, inilah yang membuat aku takut dan ingin lari dari hadapanmu. Memang ini bukan tingkah terhormat bagi laki – laki, akan tetapi pada saat seperti ini mungkin lari adalah jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak, mungkin untuk sementara waktu; tetepi riil dan boleh jadi paling baik untuk dirimu.
Sampai saat ini aku tetap menghormati kedaulatan pemilihanmu, walau dengan jutaan kepedihan dan menghempasakan ketulusan yang telah kubangun dengan susah payah dan dengan dedikasi sepenuhnya.
Saat ini aku dihadapakan pada sesuatu yang maha dalam yang mengejek halus dan murni, seperti wajah bocah tersenyum atau berlinangan air mata, aku masih menghitung pancaran kejujuran dan bobot makna untaian kata – katamu dan deraian air mata saat kau katakan………..
“ Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku”
Bajawa,2010
Teruntuk sebuah harapan..!!!
Kecantikanmu begitu khas yang tidak menyala seperti glamaour perempuan – perempuan dalam pesta, tetap bagai kunang – kunang yang bercahaya tanpa panas, tanpa suara dan tanpa pretense apapun, tetapi sangat berarti bagiku…!!
Psikologiku tak berdaya menghadapi wanita seperti dirimu, jauh kau kurindu namun dekat kau tak tersentuh . Aku sadar bobot dan keadaanku , aku jelas kalah dalam segalanya…….!!
“Pisah” Vonis ini telah kutanda tangani, dan bukan itu yang kutakuti tetapi pada kelanjutannya saat berjumpa dengan dirimu, inilah yang membuat aku takut dan ingin lari dari hadapanmu. Memang ini bukan tingkah terhormat bagi laki – laki, akan tetapi pada saat seperti ini mungkin lari adalah jalan keluar yang terbaik untuk semua pihak, mungkin untuk sementara waktu; tetepi riil dan boleh jadi paling baik untuk dirimu.
Sampai saat ini aku tetap menghormati kedaulatan pemilihanmu, walau dengan jutaan kepedihan dan menghempasakan ketulusan yang telah kubangun dengan susah payah dan dengan dedikasi sepenuhnya.
Saat ini aku dihadapakan pada sesuatu yang maha dalam yang mengejek halus dan murni, seperti wajah bocah tersenyum atau berlinangan air mata, aku masih menghitung pancaran kejujuran dan bobot makna untaian kata – katamu dan deraian air mata saat kau katakan………..
“ Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku”
Bajawa,2010
Teruntuk sebuah harapan..!!!
FENOMENAKU….
oleh Awa Mansuetus pada 30 Juni 2010 jam 19:52
For : Angela
By : Awa Mansuetus
Di saat perjalananku semakin jauh melewati masa di mana telah terukir kisah dalam pigura waktu yang tergantung megah di dinding mahligai harapanku….
Tak banyak yang ku tahu tentang dia…
Yang ku tahu, bahwa dialah yang telah mengukir harapan di hatiku…
Dan hanya dialah yang telah membangkitkan semangat hidupku….
Ditengah bayang – bayang yang menghujam tajam dalam alur kehidupanku,
Dia bagai lilin yang menerangi gelapnya langkah hidupku……
“Amboi”
Sosok sederhana, mungil, merasuk begitu dalam di setiap relung kehidupanku……
Dada ini bergetar kala nama itu terdengar, meresap mendayu seiring hembusan sepoi bayu menghantarkan aku dalam fenomena keindahanku……..
For : Angela
By : Awa Mansuetus
Di saat perjalananku semakin jauh melewati masa di mana telah terukir kisah dalam pigura waktu yang tergantung megah di dinding mahligai harapanku….
Tak banyak yang ku tahu tentang dia…
Yang ku tahu, bahwa dialah yang telah mengukir harapan di hatiku…
Dan hanya dialah yang telah membangkitkan semangat hidupku….
Ditengah bayang – bayang yang menghujam tajam dalam alur kehidupanku,
Dia bagai lilin yang menerangi gelapnya langkah hidupku……
“Amboi”
Sosok sederhana, mungil, merasuk begitu dalam di setiap relung kehidupanku……
Dada ini bergetar kala nama itu terdengar, meresap mendayu seiring hembusan sepoi bayu menghantarkan aku dalam fenomena keindahanku……..
Jeritan.....Sebuah Hati
oleh Awa Mansuetus pada 02 Juli 2010 jam 10:46
For : Hope
By : Awa Mansuetus
Bilik Suram ini...
Adalah Tempat Aku Membangun Surgaku,
Aku Tak Berharap Engkau Datang Ke Duniaku....
Namun Sebaliknya ....
KAu Telah Mengurung Aku Dalam Tabir Keremangannya...
Aku Telah Menembus Dunia Ini.........
Dan Kumasukan Ke Dalamnya..........
Ilusi - Ilusi Tak Terbatas,.........
Kau Tak Percaya Untuk Merobah Duniaku....
Hingga Saatnya Kelak,.....
Kepala ini Hanya Bermahkotakan Kebusukan
Bilik Gelap ini....
Telah Menjadi Duniaku
Dalam Bilangan Tak Terhitung
Hingga Mungkin Akukan Terus Merangkumnya....
Dalam Khayalan Tak Bertepi.......
Bintang biarlah Tetap Pudar.......
Karena Bulanpun Enggan Memancarkan Cahayanya....
For : Hope
By : Awa Mansuetus
Bilik Suram ini...
Adalah Tempat Aku Membangun Surgaku,
Aku Tak Berharap Engkau Datang Ke Duniaku....
Namun Sebaliknya ....
KAu Telah Mengurung Aku Dalam Tabir Keremangannya...
Aku Telah Menembus Dunia Ini.........
Dan Kumasukan Ke Dalamnya..........
Ilusi - Ilusi Tak Terbatas,.........
Kau Tak Percaya Untuk Merobah Duniaku....
Hingga Saatnya Kelak,.....
Kepala ini Hanya Bermahkotakan Kebusukan
Bilik Gelap ini....
Telah Menjadi Duniaku
Dalam Bilangan Tak Terhitung
Hingga Mungkin Akukan Terus Merangkumnya....
Dalam Khayalan Tak Bertepi.......
Bintang biarlah Tetap Pudar.......
Karena Bulanpun Enggan Memancarkan Cahayanya....
Prajurit Bajawa 1915
oleh Awa Mansuetus pada 07 Juli 2010 jam 18:05
Engkau yang terlupakan.....
Berdiri kokoh.. menantang maut...
Kini engkau tlah berkalang.....
Dan sejarahmu tlah dilupakan......
Anak negeri pewarismu.....
Membuangmu jauh dari permenungannya.....
Simbol keperkasaanmu lenyap terjual kejahilan....
Kini hanya ratapan.....
Pengagummu bukan anak negeri...
Pengaggummu adalah bangsa lain...
Mereka bersimpati dan mengabadikanmu...
Dalam Gambar Hitam Putih...
Foto kenangan parajurit Bajawa......Tahun 1915
Saat ini mereka telah berkalang tanah, dan apakah pada ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 65 mereka didoakan dalam hening cipta kita????????
Sepenggal Doa Untuk Kemerdekaan
oleh Awa Mansuetus pada 16 Agustus 2010 jam 15:37
Setiap sudut negeri sang merah putih berkibar dgn gagahnya,
Seribu kisah tergambar dalam lambaianya,
Tentang amis darah tulus pahlawan merdeka,
Tentang luka dan duka kekasih,
Tentang berjuta tangis bocah malang,
Tentang jeritan bunda bersedih,
Kini amis darah tulus sirna terbuai wewangian kemunafiakan,
Kemerdekaan dicuri,dikhianati,diluluhlantahkan kepura-puraan,
Tuhan Merdekakan negeri kami sekali lagi...!! Amin
Setiap sudut negeri sang merah putih berkibar dgn gagahnya,
Seribu kisah tergambar dalam lambaianya,
Tentang amis darah tulus pahlawan merdeka,
Tentang luka dan duka kekasih,
Tentang berjuta tangis bocah malang,
Tentang jeritan bunda bersedih,
Kini amis darah tulus sirna terbuai wewangian kemunafiakan,
Kemerdekaan dicuri,dikhianati,diluluhlantahkan kepura-puraan,
Tuhan Merdekakan negeri kami sekali lagi...!! Amin
31 Januari....
Entah aku lupa sebatas mana resah ini
Saat kau luapkan kegembiraan
Dalam Ritual di Batu Bersusun....
Aku Terperangah....
Resah, Bahagia kuusung dalam derap dedikasi
Ku Penuhi syarat mahligai ini
Waktu itu....
Membawa Pesona dalam hayal
Kini ku rindu....
Pada Seluruh Tanggung Jawabku....
Namun Kini....
Khianat ada pada aku.....
Malam itu......
Rinai gerimis membuat aku lupa
Etika ku buang....
Kususuri tubuhmu dengan cumbu
Mesra.....
Balai bambu.....
Derikmu menghanyutkan pesona
Kita terbuai dalam kasih......
Syahdu...dalam gulita
Gemuruh Ombak.....
Mengiringi kebinalan...
Hanya Kamu....
Hanya Hati....
Hanya Aku.......
31 januari
Masih terkenang....
AM...MIdnight 25 Januari 2011
Saat kau luapkan kegembiraan
Dalam Ritual di Batu Bersusun....
Aku Terperangah....
Resah, Bahagia kuusung dalam derap dedikasi
Ku Penuhi syarat mahligai ini
Waktu itu....
Membawa Pesona dalam hayal
Kini ku rindu....
Pada Seluruh Tanggung Jawabku....
Namun Kini....
Khianat ada pada aku.....
Malam itu......
Rinai gerimis membuat aku lupa
Etika ku buang....
Kususuri tubuhmu dengan cumbu
Mesra.....
Balai bambu.....
Derikmu menghanyutkan pesona
Kita terbuai dalam kasih......
Syahdu...dalam gulita
Gemuruh Ombak.....
Mengiringi kebinalan...
Hanya Kamu....
Hanya Hati....
Hanya Aku.......
31 januari
Masih terkenang....
AM...MIdnight 25 Januari 2011
Rindu
Waktu....
Berjalan...membahana dalam gempita pestamu....
Dua Tahun...ku berlabuh di sudut kota yang pengap...
Dua Tahun...ku mencari jati diri....
Dan Aku Rindu......
Waktu.....
Berjalan....menyiksa seisi relung hati....
Dua Tahun....kurenung segala salahku....
Dua Tahun....hanya kekosongan.....
Adakah Kau Rindu...????
Waktu.....
Bawa aku menjauhi dendam dan amarah
Bawa aku dalam sesal....
Bawa aku dalam rindu....
Perempuan....ku rindu hadirmu.....
Perempuan aku rindu....
Pulang..ke pangkuanmu....
Tetapi egoku...mengajak aku pergi....
Menjauhi semua makna kehadiranmu
aku yang pernah hadir dalam egomu...
AM...midnight 27 Januari 2011
Anselina...KASIHKU SETULUS INDAHMU....
Berjalan...membahana dalam gempita pestamu....
Dua Tahun...ku berlabuh di sudut kota yang pengap...
Dua Tahun...ku mencari jati diri....
Dan Aku Rindu......
Waktu.....
Berjalan....menyiksa seisi relung hati....
Dua Tahun....kurenung segala salahku....
Dua Tahun....hanya kekosongan.....
Adakah Kau Rindu...????
Waktu.....
Bawa aku menjauhi dendam dan amarah
Bawa aku dalam sesal....
Bawa aku dalam rindu....
Perempuan....ku rindu hadirmu.....
Perempuan aku rindu....
Pulang..ke pangkuanmu....
Tetapi egoku...mengajak aku pergi....
Menjauhi semua makna kehadiranmu
aku yang pernah hadir dalam egomu...
AM...midnight 27 Januari 2011
Anselina...KASIHKU SETULUS INDAHMU....
Syair Malam.....
oleh Awa Mansuetus
Di kejauhan kudengar lolongan srigala......
Membahana ke sudut ruang permenunganku.....
Ada Gelisah...merobek keteguhanku...
Aku Rebah dalam Ragu ....
Cakar malam..menjalar dalam tubuh yang gelisah...
Teriakan nadi...bercampur amis keraguan....
Lelah...datang bersama malam....
Menjalar dalam Gulita Kehidupanku.....
Satu..satu langkah tertatih....
Gurun gulita sesatkan khayalan...
Ku rebah dalam aproksimasi hampa...
Ku tak kuasa berdiri.....
Ada tangis kudengar...
Meratapi nasib yang gelap....
Itu Suara Rintihan Pelacur di sudut sana...
Malam......pesonamu.......nerakamu begitu indah....
Perlahan waktu meninggalkan malam
Diiringi tangis Pelacur...
Menyesali malam yang cepat berlalu....
Karena mentari enggan menerimanya....
Taman Bungkul November 2009
AM
Di kejauhan kudengar lolongan srigala......
Membahana ke sudut ruang permenunganku.....
Ada Gelisah...merobek keteguhanku...
Aku Rebah dalam Ragu ....
Cakar malam..menjalar dalam tubuh yang gelisah...
Teriakan nadi...bercampur amis keraguan....
Lelah...datang bersama malam....
Menjalar dalam Gulita Kehidupanku.....
Satu..satu langkah tertatih....
Gurun gulita sesatkan khayalan...
Ku rebah dalam aproksimasi hampa...
Ku tak kuasa berdiri.....
Ada tangis kudengar...
Meratapi nasib yang gelap....
Itu Suara Rintihan Pelacur di sudut sana...
Malam......pesonamu.......nerakamu begitu indah....
Perlahan waktu meninggalkan malam
Diiringi tangis Pelacur...
Menyesali malam yang cepat berlalu....
Karena mentari enggan menerimanya....
Taman Bungkul November 2009
AM
Langganan:
Postingan (Atom)